“Kau sungguh baik-baik saja, Luis?” Mata keemasan Zee membulat khawatir, ia menatap penolongnya dengan perasaan was-was. Takut kalau-kalau Luis meledak dan malah Azazel yang muncul, dan juga cemas kalau-kalau kesadaran dirinya sendiri kembali didominasi oleh Satan lagi. Untuk itu … kedua insan yang beberapa menit yang lalu saling meraung dipenuhi rasa sakit ini, sekarang malah saling menjaga jarak sambil memandangi penuh pengawasan terhadap satu sama lain. “Ugh … iya. Aku sudah tidak apa-apa. Bagaimana denganmu?” “Terima kasih sebelumnya karena sudah berani mengambil risiko sebesar itu hanya untuk menolong orang merepotkan sepertiku.” Zee tersenyum penuh haru sambil menggenggam d**a kirinya. Di mana detak jantung berdentang terus bergerak bagai satuan waktu. “Aku rasa untuk beberapa saa