“Kamu sudah selesai siap-siap?” Eve melonjak kaget ketika keluar dari kamar dan mendapati Arnesh duduk di sofa. Harusnya pria itu sudah berangkat karena ada meeting pagi-pagi sekali. Tetapi Eve malah melihat Anesh duduk santai sambil memegang tablet pc. “Kenapa kamu belum berangkat?” Eve melihat jam yang melingkar di tangannya. “Bukannya kamu ada meeting?” “Memang. Tapi sudah saya undur biar saya antar kamu kerja. Ini hari pertama kamu, jadi jangan sampai terlambat.” “Ya Tuhan, kamu tidak perlu begitu, Arnesh. Jangan mengambil keputusan sesuka hati, kasihan orang-orang yang nunggu kamu datang meeting,” ucap Eve heran. “Tenang saja. Saya jarang seperti ini, jadi sekali-sekali bolehlah. Lagi pula, ini perusahaan saya.” Eve menghela napas pelan, tidak berdaya dengan kesombongan pria it