Sesil mematut diri di depan kaca, memoles sekali lagi bibirnya dengan sebuah lipstick merah muda. Ia tersenyum cerah dan berputar untuk menilai penampilannya pagi ini. Ah, rasanya begitu tak sabar untuk memulai hari ini. Gadis itu keluar kamar dengan riang gembira, melirik sekilas pintu kamar di depannya yang tertutup rapat. Sesil tersenyum kecil dengan jantung berdebar tak karuan. Ia berusaha untuk mengatur napas agar tak terlalu gugup karena akan kembali bertatapan dengan Zayn setelah percakapan mereka kemarin. Namun senyum yang sejak bangun tadi terus terukir di wajah ayu Sesil kini lenyap saat tak mendapati Zayn ikut sarapan pagi seperti biasa. “Kak Zayn kemana, Mom?” tanya Sesil spontan. Putri yang sedang menuang kopi untuk s