"Sayang, maafkan Mas," bisik Rafa sambil terus mengecupi ubun-ubun Keira. Rafa dan Keira masih berada di dapur. Keira masih belum selesai dengan kegiatannya, membuat minuman, tepatnya jus mangga. Bagaimana ia bisa cepat selesai membuat jus yang ia inginkan, jika sejak tadi ada saja orang yang mengganggunya. Keira diam, sama sekali tidak menanggapi ucapan Rafa. Diamnya Keira membuat Rafa gusar. Kalau Rafa boleh jujur, ia lebih suka Keira memarahinya atau berteriak padanya daripada mendiamkannya seperti sekarang ini. "Sayang," kali ini Rafa berbisik dengan nada manja, tapi Keira masih tetap bungkam. Dengan lembut, Rafa membalik tubuh Keira agar mereka bisa saling berhadapan-hadapan. "Bicara Keira, jangan diam saja." "Mas ganggu tahu gak, Keira itu lagi buat Jus. Sana per