Bab 30. Peringatan Dari Ibra

1412 Kata

Itu tentu saja hanya gertakan. Sasha mana mungkin akan sejahat itu ke Vian. Sejak awal mereka bahkan sudah sepakat sebisa mungkin tidak akan menyeret Vian ke perseteruan orang tuanya. “Jaga mulutmu, sialan!” gertak Revan kembali tersulut oleh permainan kata Sasha. “Oh, ada yang marah. Jadi mana papa Vian yang asli? Kamu atau Daniel? Mengaku juga tidak apa-apa, toh Daniel nggak akan marah kok!” pancing Sasha dengan senyum mengejeknya. “Perempuan laknat!” teriak Lena meronta. Sasha berbalik, tangannya terhempas bersamaan dengan jerit histeris Lena yang mengerang kesakitan. Nay gemetar menyembunyikan wajahnya di pelukan Daren begitu melihat darah merembes dari luka menganga di Lena. “Lena!” Revan tersentak kaget. Berdiri hendak menyambar tangan Sasha yang masih memegang pecahan kaca. Di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN