Binar bahagia terpancar di wajah mereka yang hari itu menghadiri acara lamaran di rumah Satria. Dekorasi megah menghias halaman dan ruang depan. Kursi berjajar di ruang tamu yang sudah disulap sedemikian indah. Meski mendadak, tapi mereka totalitas menyiapkan pesta lamaran. Jelas saja, Nay akan jadi cucu pertama keluarga Lin yang minggu depan akan melepas masa lajangnya. Acara hari ini memang hanya akan dihadiri kerabat dekat dan keluarga. Tapi jangan salah, karena lingkar pertemanan orang tua Nay saja jika sedang berkumpul dengan membawa anak istrinya sudah seperti orang sekampung. Seperti sekarang rumah Satria sudah dipenuhi oleh tamu undangan. Obrolan dan gelak tawa terdengar renyah. Siapa sangka Satria akan secepat ini menikahkan anaknya. “Dulu kamu ikut mencibirku habis-habisan saat