Raka menatap botol obat di tangan Aira. Ia lalu menoleh pelan pada Tari yang masih tidur nyenyak di belakang. Ia memutuskan untuk menepikan mobilnya di jalan yang cukup sepi. "Ai, darimana kamu dapat ini?" tanya Raka. Ia mengambil obat itu dari tangan Aira. "Laci Mas." Aira mengedikkan dagunya dengan kedua mata terarah pada obat di tangan Raka. "Ternyata, Mas nggak cuma rahasiain pertemuan Mas sama Andini. Tapi juga masalah kondisi mental Mas. Apa susahnya Mas cerita ke aku sih?" Aira membuang muka dari Raka. Ia menatap ke arah kiri, ke luar mobil. "Aku istri Mas. Aku bukan orang asing!" "Ai, aku bisa jelasin. Aku ... aku beneran minta maaf, tapi aku nggak mau kamu kepikiran masalah aku," kata Raka. "Masalah Mas?" Aira menatap Raka tak percaya. "Sampai kapan Mas mau nyembunyiin sem