Kita serasa hidup dalam dunia terbalik. Atau hanya aku yang merasa begitu? . . Untuk menemani proses persalinan Dikara, Daaron memakai atribut lengkap yang disediakan rumah sakit. Warnanya serba hijau. Kini, dilihatnya Dikara telah rebah di brankar khusus. Kedua kakinya terbuka dan ada penyangga untuk itu. Wajah Dikara sudah begitu pucat di mata Daaron. Sebelumnya dia belum pernah melihat Dikara sepucat itu. Dan jujur, ini sangat menyiksa. Konon, pembukaan Dikara sudah sempurna. Daaron pun mendampingi di sisi istrinya. Mau tidak mau. Tidak maunya karena takut, karena merasa tidak sanggup melihat Dikara kesakitan. Kalau 'maunya', ya, ini momen langka. Masa Daaron tidak menemani istrinya melahirkan? Sekalipun lutut terasa lemas, telapak tangan berkeringat dingin, lalu perut ikut mulas