13. Dikara Vs Daaron

2016 Kata

Aku diam bukannya pasrah dan lemah, hanya saja caraku bergerak adalah dengan 'diam'. Mungkin kamu tidak dapat memahami, tetapi aku juga tak butuh pemahamanmu. . . Dinda mendengkus kesal. Ini jauh di luar ekspektasinya saat di Jakarta. Yang mana ketika di sana, Dinda tiba-tiba terpikir untuk memberi kejutan kecil yang menyenangkan terhadap sang tunangan. Dengan dirinya yang datang ke tempat kerja Daaron tanpa bilang-bilang, bukankah itu sangat mengesankan? Daaron akan terkejut melihatnya, lalu merentangkan tangan, kemudian Dinda menghambur ke dalam dekapan sambil saling tersenyum dan sedikit kecup-kecup tanda kangen yang telah tersampaikan. Manis sekali, bukan? Alih-alih dirinya yang dibuat terkejut oleh eksistensi Dikara. Kemudian, apa lagi sekarang? Di perjalanan menuju butik, yak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN