Aleena mulai membiasakan diri melakukan live streaming tanpa menunjukkan wajah, hanya suaranya saja yang terdengar. Meski awalnya gugup, perlahan dia mulai menguasai alur. Setiap sesi hanya berdurasi tiga puluh menit, selebihnya Farah yang mengambil alih. Aleena merasa lebih nyaman seperti itu, cukup jadi suara di balik layar. Tanpa ada yang mengenali. Harapnya. Setelah salah satu sesi selesai, Laila menghampirinya dan menyodorkan segelas air putih pada Aleena. “Sebenarnya, penampilan dan wajah kamu tuh, good looking, Len. Kalau kamu tampil, itu bisa banget naikin angka penonton. Bagus buat toko juga,” ucap Laila sambil tersenyum memuji. “Tapi karena kamu masih belum siap tampil di depan publik, saya gak akan maksa. Pelan-pelan aja, ya.” Aleena hanya mengangguk. Dia tau jika ucapan Lail