Dijemput Pacar

935 Kata
Semua penari dipersilahkan pulang setelah melakukan perform. Mereka berganti pakaian dan menghapus make up di ruang ganti dengan perasaan bangga dan puas karena menurut panitia, penampilan mereka mendapat pujian langsung dari Perdana Mentri Jepang beserta istri. Bahkan tadi mereka sempat diminta kembali ke balik tirai untuk berfoto dengan Perdana Mentri beserta istri juga bapak Presiden Indonesia beserta ibu Negara. “Makasih ya anak-anak yang Ibu sayangi … Ibu selalu bangga sama kalian.” Ibu Veronica mendapat pelukan dari anak-anak didiknya usai berkata demikian. “Ayo segera bereskan barang-barang kalian lalu kita pergi dari sini … besok kita makan-makan ya.” “Yeaaaayyyy!” Semua penari perempuan bersorak gembira di ruang ganti yang cukup luas itu. “Bu, apa boleh fee bagian saya diminta duluan? Saya butuh untuk biaya berobat ibu.” Adalah Ami-teman satu angkatan Naraya memberanikan diri meminta demikian tapi memang mereka semua tahu kalau ibunya Ami tengah dirawat di rumah sakit. “Oh boleh, nanti di jalan Ibu transfer ke rekening kamu ya.” Ibu Veronica menatap iba pada Ami. Diam-diam Naraya melirik ke arah Ami dan ibu Veronica, Naraya mendekati ibu Veronica ketika Ami pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya usai dibersihkan menggunakan miscellar water. “Bu, fee punya Nay dikasih ke Ami aja.” Ibu Veronica mengangkat kedua alis menatap Naraya. “Kamu yakin? Memangnya kamu enggak butuh? Baru jual warisan ya?” Mata ibu Veronica memicing, beliau sedang berkelakar. Naraya tertawa pelan. “Enggak juga Bu, Nay ingin membantu Ami … Nay udah enggak punya ibu, siapa tahu kalau Nay membantu ibunya Ami, ibu dan bapak Nay diselamatkan dari api Neraka.” Mata Naraya berkaca-kaca ketika bicara. “Naaay.” Ibu Veronica mengesah sembari memeluk Naraya. Beliau telah mendapat info mengenai kecelakaan tragis yang merenggut kedua orang tua Naraya dan beliau juga yang mengijinkan Naraya tidak kuliah selama seminggu untuk berkabung. “Ibu dan bapak kamu pasti bahagia di sana karena memiliki anak sebaik kamu, Nay … Ibu akan berikan fee kamu kepada Ami,” kata ibu Veronica saat pelukan keduanya telah terurai. “Makasih Bu.” Naraya melanjutkan membereskan barang-barangnya lalu menghapus make up sebelum akhirnya mereka bersama-sama dengan para penari pria diantar panitia menuju pelataran parkir di bagian belakang Istana Negara di mana bus mereka sudah siap berangkat mengantar kembali ke kampus. Saat mereka sampai di area teras pelataran parkir, mata mereka menangkap sosok pria tampan berdiri di belakang bus. Pria itu seperti menunggu mereka membuat rombongan penari itu bertanya-tanya. “Nay,” panggil pria tampan dengan sejuta pesona itu yang langsung membuat semua teman-teman Naraya juga dosen dan satu orang dari Yayasan menoleh menatap heran kepada Naraya. Naraya tersipu sambil mengulum senyum, melangkah lebih cepat meninggalkan rombongannya yang justru melambatkan langkah. “Abang …,” sahut Naraya balas menyapa sembari mendekat dan Ghazanvar dengan sigap mengambil alih tas besar dari tangan Naraya. “Nay ….” Ibu Veronika menunjukkan tampang skeptis. Beliau telah sampai di belakang Naraya beserta para rombongan penari yang ingin mengetahui siapa pria itu termasuk Khafi-pria yang dia -diam menyimpan rasa untuk Naraya. Pasalnya pria muda itu berhasil masuk tanpa dikawal oleh sekuriti dan dengan santainya berkeliaran di sini jadi sudah dipastikan kalau pria itu bukan orang biasa. “Bu, kenalin ini—“ “Ghazanvar … pacarnya Nay ….” Ghazanvar menyela kalimat Naraya sembari mengulurkan tangan ke depan ibu Veronica. “Calon suami Naraya.” Ghazanvar meralat saat berjabat tangan dengan ibu Veronica. Sontak semua teman-temannya Naraya terkejut tidak terkecuali Khafi yang sorot matanya berubah sedih dan kecewa. “Oooh ….” Ibu Veronica bergumam. “Bu, Nay pulang sama abang Ghaza ya?” Naraya meminta ijin. Ibu Veronica lantas menatap tajam pada Ghazanvar. “Anterin sama rumahnya dan jangan macem-macem ya, jangan rusak bunga kampus kami.” Ibu Veronica berujar tegas. “Siap Bu.” Ghazanvar menjawab sembari tersenyum lebar. “Kalau ada apa-apa kamu hubungi Ibu ya.” Ibu Veronica berpesan yang langsung mendapat anggukan kepala serta senyum dari Naraya. Beliau masuk ke dalam bus diikuti rombongan yang lain yang jadi salah tingkah karena malah menonton percakapan antara ibu Veronica, Naraya dan Ghazanvar padahal sebetulnya mereka bisa saja langsung naik ke dalam bus. Teman-temannya Naraya terlalu ingin tahu karena dalam sepengetahuan mereka, Naraya tidak pernah terlihat bersama seorang pria. Lalu tiba-tiba sekarang mereka mendengar dari Ghazanvar langsung kalau pria itu adalah calon suami Naraya tentu saja mereka sulit mempercayainya. Khafi menatap Naraya lekat tanpa ekspresi saat melewati gadis itu untuk naik ke dalam bus padahal Naraya tersenyum kepadanya. “Yuk Nay!” Ghazanvar meletakan tangannya di punggung Naraya, mengajak sang gadis masuk ke dalam mobil yang terparkir tepat di samping bus. “Lho … Abang ganti mobil?” “Iya, biar kamu enggak susah naiknya.” Ghazanvar membukakan pintu untuk Naraya. Naraya menganggap kalau sepertinya Ghazanvar adalah malaikat yang dikirim Tuhan untuk menemaninya dan menyayanginya sebagai pengganti ibu dan bapak di dunia ini. Untuk kesekian kalinya Naraya tersipu dan terharu, dia menundukan pandangannya menyembunyikan merah di pipi saat masuk ke dalam mobil mewah milik Ghazanvar. “Nay … kita makan malam dulu ya, kamu laper enggak?” “Boleh … iya Nay laper.” Mobil Ghazanvar melaju lebih dulu melewati bus yang membawa teman-teman Naraya. Di dalam bus, Naraya tidak luput dari pembahasan teman-temannya. “Nay beruntung banget sih, cowoknya ganteng terus tajir lagi … itu mobilnya harga delapan Milyar lho.” Wita menatap nanar keluar jendela. “Wajar lah, orang cantik mah bebas … multi talenta lagi.” Ami berkomentar. Sementara itu Khafi yang juga menatap keluar jendela semakin muram saja raut wajahnya apalagi saat menangkap Naraya yang sedang tertawa saat mobil yang dikemudikan Ghazanvar melewati jendela di sampingnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN