“Waaaaa … Congratz ya Nay, aku seneng banget dengernya.” Afifah memeluk Naraya dari samping kiri. “Selamat ya, Nay … akhirnya kamu hamil juga.” Anggit memeluk Naraya dari samping kanan. Mereka sedang makan siang di cafetaria. Naraya baru saja memberitahu dua sahabatnya kalau dia sedang mengandung. “Makasih ya …,” balas Naraya dengan raut sendu. “Kok kamu kaya yang enggak seneng, kenapa?” Afifah bertanya. Dan Naraya pun menceritakan ultimatum papinya Arkana. “Ya ampun Nay, papinya abang kaya gitu karena sayang sama kamu dan calon cucunya … ya wajar lah, abang Ghaza ‘kan anak laki-laki pertama … lagian kamu tinggal minta keringanan sama pihak kampus.” Afifah mencoba membuat pikiran Naraya menjadi positif. “Tinggal mertua kamu aja suruh datang ke kampus minta keringanan ‘kan dia yang