Sejak pukul 5.30 PM Eleanor telah selesai mengepak pakaian serta berbagai kebutuhan pribadinya. Ia masuk ke apartemen mewah ini hanya membawa sedikit barang, pergi pun dengan membawa benda yang sama. “Sudah siap?” tanya Christian ketika 15 menit kemudian sudah muncul di depan pintu apartemen kekasih gelap kakaknya. Eleanor menarik napas panjang, lalu tersenyum pilu. “Siap atau pun tidak, ini yang terbaik bagi semua orang, bukan?” jawabnya. Christian bisa melihat mata bengkak dan sembab, “Berapa jam menangis?” “Aku tidak menghitungnya,” tawa Eleanor kembali menitikkan air mata, tetapi cepat menghapusnya. Pertanyaan yang sederhana, tetapi membangkitkan kembali perasaan pedih. “Masih yakin pergi atau tidak?” tanya Tuan Muda Xu kembali menatap lekat. “Kalau tidak jadi, juga tidak apa. J