"Nyatanya, kenyataan, keadaan dan harapan sering kali berkolaborasi untuk menghancurkan impian dan keinginan manusia, seolah Tuhan ingin menegaskan kalau segala ketentuan dalam hidup-mati manusia, hanya ada di tangan-Nya.” - Valenci Anggraini Wijaya - Aku bisa sembuh, awalnya aku berpikir begitu. Secercah harapan membuatku sangat lancang dalam berspekulasi. Keyakinan yang tidak berdasar. Bahkan, aku sampai membuat keributan dan berkoar-koar seolah itu adalah hal pasti. Padahal, sepertinya itu tidak mungkin akan terjadi. Semua berasal dari keraguan dokter Arga, yang mengatakan, bisa saja tubuhku lambat bereaksi karena aku tidak tahu pada awalnya kalau teman lama Firda, Laksa, adalah sang juara Kimia. Memang, kemungkinan itu bisa saja terjadi. Akan tetapi, rasanya, menghancurkan apa

