"Patah hati selalu menyisakan luka yang tidak mengenal batas masa. Namun, juga meninggalkan kenangan indah yang menegaskan kalau bersamanya, kita pernah bahagia." - Valenci Anggraini Wijaya - “Val, kamu nggak makan? Nanti, kamu sakit, lho.” Pertanyaan sama, aku bosan mendengarnya. Aku berbalik, membelakangi mas Atom yang sedang berbicara denganku. Aku benci dengan keadaanku saat ini, hanya bisa menangis di dalam kamar dan tidak melakukan apa-apa. Aku sakit, tidak secara fisik, tapi psikis. Jika tahu aku akan diputuskan, aku memilih untuk tidak setuju dengan rencana dan usulan mama. Tidak ada gunanya menyalahkan siapapun sekarang, aku sudah telanjur patah hati. Kisah cintaku dan kak Pascal sudah berakhir. “Val, kamu nggak mau ke sekolah? Entar lagi kamu pindah, lho. Nggak akan nyesel k

