Suara ketukan di pintu kamar sewa Dyra terdengar begitu nyaring. Gadis yang masih terlelap itu mulai merasa terganggu, ketika ketukan kedua yang lebih cepat kembali terdengar. Dyra mulai menggeliat di atas tempat tidur, lalu membuka matanya, meraih ponsel di atas nakas dan melihat jam yang kini sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Dengan gerakan yang terlihat sangat malas, ia beranjak dari posisinya, lalu berjalan untuk membukakan pintu. Harum maskulin dari seseorang yang kini berdiri di ambang pintu, membuat Dyra yang masih setengah terpejam, tiba-tiba tersenyum, lalu berhambur untuk memeluk tubuh pria itu, tanpa melihat wajahnya terlebih dahulu. “Pagi banget sih, Ze, datengnya,” ucap Dyra sembari membenamkan wajahnya di atas d**a Azeil. Pria itu pun perlahan membalas pelukan kek