Karena masih di bulan penghujung musim hujan, suara gemuruh petir, diiringi hujan yang sangat deras, lagi-lagi menyapa kota pagi ini. Sepasang pengantin baru yang baru saja terbangun itu, masih tetap pada posisi mereka, saling memeluk satu sama lain di balik selimut tebal yang melilit pada tubuh keduanya. “Selamat pagi, Sayang,” sapa Azeil dengan suara serak khas di pagi hari. Bukannya menjawab, Dyra justru semakin merapatkan tubuh pada suaminya, lalu membenamkan wajahnya, tepat di atas d**a bidang Azeil. “Ze … dikasih cuti berapa lama sama Pak Oris?” tanya Dyra. Gadis itu menengadahkan kepalanya ke atas untuk menatap suaminya, dan tanpa terduga … satu kecupan yang terasa begitu manis, mendarat bebas di atas bibirnya. “Pak Oris? Beliau Ayah kamu juga sekarang. Masa masih bilang Pak