“Silahkan duduk!” Suara bariton dari pria mapan dan tegas itu, berhasil membuat Danish dan sang istri tersenyum kagum.
Kedua tamu Azeil pun duduk di kursi yang sudah disediakan, begitu juga dirinya dan Dyra. Bertepatan dengan itu, seorang pelayan datang menghampiri, membawa sebuah nampan berisi empat gelas lemon tea, lalu menaruhnya di atas meja.
Setelah selesai, pelayan pun membungkukkan tubuhnya untuk berpamitan, seraya membalik tubuh dan berjalan meninggalkan meja tersebut untuk menyiapkan pesanan yang lainnya.
Pria yang masih terlihat muda itu menaruh sebuah map tebal berwarna hitam, di atas meja, lalu mengambil bolpoin yang tersemat pada saku kemejanya.
“Mungkin Pak Azeil sudah tahu, maksud kedatangan Saya dan istri ke sini.” Pria itu menjeda perkataannya, lalu memegang ujung
