Zee tersenyum saat membaca pesan singkat dari Quin,saat dia meminta Quin agar menjadi pacarnya. "b******n emang."Balas Quin. "Lusa ikut?" Terlintas ide cemerlang di otak liciknya. "Ikut.Kenapa?"Balas Quin. "Kalo besok gue menang dari lo,lo harus mau jadi pacar gue.Kalo lo yang menang,lo berhak buat nolak gue."Ketik Zee. "Sekalinya b******n,ya tetep b******n y." Zee kembali membalas pesan dari Quin.Menarik. Setelah itu,tidak ada lagi jawaban dari Quin. Zee melirik sekilas jendela kamarnya,di luar masih hujan deras begitu juga awan kelabu yang masih setia menyelimuti bumi. "Kiesza."Bisik Zee lalu membuka obrolan line mereka. "Kie,lo masih marah?"Ketik Zee. Zee menyangga dagunya dengan handphonenya sembari menatap jendela kamarnya yang berembun. Setelah beberapa menit tidak ada j