Tok … tok … tok …. Suara ketukan pun terdengar sangat keras dan membuat keduanya langsung menatap kearah pintu secara bersamaan. "Sayang, itu mama!" Ucap Anna sambil mendorong tubuh Revan yang masih berada diatas tubuhnya itu. Revan pun menghela napas panjang serta ekspresi kecewa sudah terlukis dari wajahnya itu. "Haisttt … dari semalam, mama kamu senang sekali mengganggu kita!" Ucap Revan yang merasa kesal dengan ibu mertuanya itu. Mendengar itu, Anna hanya tertawa kecil dan bangun dari posisi tidurnya. "Sudahlah, sayang! Isi otak kamu hanya berisi hal-hal semacam itu terus. Bukankah tadi kamu mengatakan, kalau kamu mau pergi ke kantor hari ini bersama kakek?" Ucap Anna yang menarik selimut itu lebih tinggi, agar Revan tidak terus menatap tubuh polosnya dengan tatapan seperti serig