Cukup malam Ravin pulang ke rumah, rupanya dia membutuhkan waktu cukup lama untuk menata hatinya setelah lamarannya ditolak oleh Angel. Wanita yang selama beberapa bulan belakangan ini selalu ada dalam mimpinya. Ravin berusaha menenangkan diri di taman kantor, lalu pindah ke taman lainnya untuk menghilangkah sesaknya yang justru terasa semakin menghimpitnya. Hingga pada akhirnya, dia tahu hanya rumahlah tempat ternyaman baginya untuk menenangkan diri. Ravin menarik napas panjang, lalu membuka pintu rumah. Lampu rumahnya mati, keadaan gelap gulita. Tak biasanya orang tuanya mematikan seluruh lampu. Atau apakah ada yang rusak? “Bun? Bunda? Ayah?” panggil Ravin seraya mencari saklar lampu ruang depan. Ketika menemukannya, dia menekan saklar lampu itu dan muncullah sosok kedua orang tuany