Max mengantar Amira menuju apartemennya dengan perasaan marah. Dia tak habis pikir tentang kejadian tadi. Laki-laki tengil yang bernama David itu bertanya pada Amira apa dia mau menjadi pacarnya?! Cih, beraninya dia. Amira hanya miliknya seorang yaitu Max sendiri dan dia tak akan membiarkan Amira menjadi milik orang lain. Yang paling membuat dia naik darah, Amira hanya diam dan tak merespon seolah-olah sedang berpikir untuk menjawab ya atau tidak. Setelah selesai memarkirkan mobilnya. Max keluar dari mobil dan kembali menarik paksa Amira. Dia tak peduli dengan rengekan Amira yang merintih kesakitan malahan dia semakin kasar menarik lengan Amira. Saat mereka masuk ke dalam apartement Max, barulah Max melepaskan cengkramannya. "Kenapa kau bersamanya Amira?!" Pertanyaan Max menuntut sebuah