Selama di dalam mobil, tak ada percakapan yang terjadi diantara Amira dan Max. Max yang sibuk berkonsentrasi dengan jalan sementara Amira hanya diam membelakangi Max yang sibuk menyetir. Max juga merasa ada yang aneh dengan sikap Amira, padahal biasanya Amira akan selalu ceplas-ceplos berbicara padanya di dalam mobil. Menceritakan pengalamannya atau apapun yang jelas dia takkan diam seperti ini. Tiba-tiba telinganya menangkap suara isakan seseorang yang menangis dan asal suaranya sudah jelas dari samping kemudinya. Dia buru-buru memarkirkan mobilnya ke tepi jalan. "Sayang." panggil Max lembut. Amira menoleh Max dan benar saja mata gadis itu sembab dan terdapat bekas Air mata yang turun di pipinya. "Kamu kenapa menangis? apa kakimu sakit lagi?" tanya Max perhatian. Amira menggeleng, "