Happy Reading. Rafka diam saja, hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Tatapannya datar, tak bergeming, menatap Mery dan para utusan Chin Ang Corp tanpa ekspresi. Pujian-pujian Mery terasa hampa, bahkan sedikit menjengkelkan di telinganya. Ia bukan tipe orang yang mudah terkesan. Keheningan singkat menyelimuti ruangan sebelum Rafka akhirnya bersuara, "Bisa kita mulai?" tanyanya, suara rendah dan tenang, namun tegas. Pertanyaan itu sekaligus sebuah perintah halus. Salah satu pria di samping Mery, mungkin asisten atau semacamnya, langsung menyahut, “Tentu, Pak. Kami mengerti Anda mungkin punya jadwal yang padat, apalagi perusahaan Bapak cukup terkenal, jadi kami akan seefisien mungkin.” Ia berusaha mencairkan suasana, menawarkan keramahan sebagai penyeimbang sikap dingin Raf