Happy Reading. Napas Nita tercekat di tenggorokan, sesak dan panas. Lidahnya terasa kelu, tak mampu lagi melontarkan sepatah kata pun untuk membela diri; wajahnya memerah padam, tangannya mengepal erat, keringat dingin mulai membasahi dahinya. Ia merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk yang nyata, di mana setiap detak jantungnya bergema keras di telinganya sendiri. “Astaga! Kenapa dia melakukan itu?” gumam salah seorang senior, suaranya terdengar samar-samar di tengah hiruk-pikuk bisikan dan tatapan tak percaya dari banyak orang yang menyaksikan kejadian itu. Perlahan, Nita mundur, langkahnya gontai dan tak menentu, sepertinya ia yang terpojok. Pandangan mata yang tajam dan penuh pertanyaan menusuk kulitnya, seakan ingin menelanjangi setiap rahasia yang tersimpan di hatinya.