Happy Reading Nafisa pulang ke apartemennya, memasuki kamar dan meletakkan tasnya di atas meja rias. Sungguh hari ini dia benar-benar merasa lelah, lelah pikiran, tubuh dan juga hati. "Ya Tuhan, kenapa jadi seperti ini! Kenapa masa lalu Devan harus datang!" Nafisa menutup wajahnya dengan kedua tangan. Berusaha menormalkan jantungnya yang sejak tadi terasa sangat tidak enak, bahkan hatinya masih belum bisa menerima kebohongan Devan. "Apakah kamu berpikir bahwa Devan itu mencintaimu dengan tulus? Apakah kamu tidak melihat kalau wajah kita mirip, dan bisa saja Devan memilih mu karena kamu mirip denganku." Nafisa mengingat ucapan wanita itu, yang Devan panggil dengan nama Cintami. Memang dia akui bahwa mereka memang sangat mirip, mungkin hanya bentuk tubuhnya yang sedikit tinggi dan rambu