Dua Puluh Enam - Aku Di Sini

1009 Kata

"Memaafkan itu memang hal paling berat, tetapi akan terasa indah ketika dilakukannya dengan ikhlas." ~♥~♥~♥~   Lia memandang luasnya hamparan pekarangan lewat jendela kamarnya. Tatapannya menerawang dengan sendu.  Raganya ada di sana. Tetapi pikirannya sudah terbang kemana-mana. Terlebih pikirannya melayang ke masa-masa di mana keadaan dulu yang sangat berbeda jauh dari sekarang. Di dalam pikirannya, ia mengingat, saat dulu ia masih akrab dengan keluarga Meiti, Bunda Adel. Ia tersenyum kecil mengingatnya. Tetapi baru sedetik ia tersenyum, Lia melunturkan senyumannya. Ia menggeleng kecil, matanya memejam erat, sekali lagi menahan segerombol cairan bening itu. Dan akhirnya cairan itu lolos juga dari kelopak matanya. Lia menangis dalam heningnya malam. Tidak ada yang tahu kalau dulu, setia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN