Bab 33

1227 Kata

"Bagaimana? Belum ada kabar dari Nami sama Vano?" tanya Mama. Pagi ini ia sudah berkunjung ke rumah dan membawakan putranya ini sarapan. "Belum." Aku menggeleng tanpa menatapnya. Fokusku tetap pada makanan di depanku. Jujur saja aku masih sangat kecewa padanya. "Mama minta maaf," ucapnya lirih. "Waktu itu Mama sedang marah karena kamu terlalu mengabaikan Salwa. Mama mengira Namisya yang telah membuatmu melupakan istrimu yang lain." "Itulah salahnya Mama. Seharusnya aku yang Mama marahi, bukan Namisya, apalagi sampai mengusirnya." "Mama tidak mengusir Namisya," sanggahnya. "Mama hanya menggertaknya dengan memberi pilihan. Mama tidak pernah menyangka dia akan memilih pergi daripada menerima Salwa." "Dan seharusnya Mama mengerti. Tidak mudah berada di posisi Namisya. Sekuat apa pun dia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN