Fajar menjelang, Dafa masih terjaga dengan kepala yang berdenyut nyeri sejak Vivi menelfonnya semalam. Puji syukur, gadis itu tidak kejang. Panasnya mulai reda setelah meminum obat meski tidak terlalu signifikan. Dafa sudah mengabari Rania perihal dirinya pergi ke rumah sakit mengantar Vivi. Perempuan hamil itu malah mengatakan kalau akan datang ke sana esok hari. Tadi, dia terbangun dan mengecek Dafa. Ternyata saat dilihat dalam kamar, tidak ada siapa-siapa di sana. Dan saat ditanya, Dafa jujur adanya tentang Vivi. Ini masih begitu pagi. Harapannya Vivi masih tertidur dengan damainya. Nahasnya, gadis itu sudah terbangun kembali yang membuat Dafa sampai khawatir dengan Vivi. "Bang?" "Ehh, ini masih gelap, kenapa bangun?" Dafa yang terbangun langsung menegur Vivi hati-hati. Gadis itu