Sudah satu jam lebih Dafa menatap Rania yang tertidur damai dalam diam. Kalau ada yang tanya cantikan mana diantara Jani dan Rania maka Dafa akan menjawab mereka sama-sama cantiknya. Paras mereka tak perlu diragukan lagi. Apalagi hati mereka yang sama-sama baiknya. Hanya saja, Dafa tetap harus memilih, bukan? Dia tidak mungkin hidup bersama dengan kedua perempuan itu sekaligus meskipun Dafa yang sebenarnya adalah Panji menginginkannya. Ada yang lebih besar daripada keras kepala dan mempertahankan apa yang sedari awal memang menjadi miliknya. Dan masalah pertamanya sudah jelas, Dafa tidak ingat siapa-siapa. Entah hari berat macam apa yang dia lalui selama ini. Di saat semua orang menangisinya, mungkin hatinya sakitnya, mungkin dia juga sama merasakan kesedihannya. Hanya saja, dia tidak tah