Alula dan Fauzi langsung melihat siapa pemilik suara berat itu. “Pak Lutfan!” pekik keduanya bersamaan. “Masa depan? Apa maksud Bapak?” Kali ini Fauzi bertanya secara berani. Ia berdiri. Persetan dengan rasa hormat. “Masa depan skripsi. Alula, ini ada buku yang bagus untukmu.” Lutfan berkilah. Ia merasa senang sudah berhasil memancing rasa penasaran pemuda di depannya ini. Alula spontan ikut berdiri dan menerima buku diktat itu. “Buat saya?” “Ya, tapi kamu atur sendiri pinjamnya lewat perpustakaan.” “Terima kasih.” Lutfan mengangguk, lalu meninggalkan Alula dan Fauzi setelah melirik sekilas pada Fauzi. “Perhatian banget kayaknya dosen itu sama kamu,” protes Fauzi. Ia kembali duduk. Diikuti Alula. “Ya, namanya juga mahasiswa VIP. Mahasiswa bimbingan pertama di semester baru. Aku di