Badan Nara seketika membeku saat bibir Damar tiba-tiba menyentuh bibirnya. Nara syok bukan main. Dia yang sedari tadi sedang berbicara dan Damar mendengarkan dengan baik setiap ucapannya. Tiba-tiba mendekat dan menarik tengkuknya. "Pak Damar...." Nara berujar dengan membelalakkan kedua matanya begitu Damar melepaskan kecupannya. Damar tidak menjawab, pria itu hanya mendaratkan kembali kecupannya di bibir ranum Nara. Nara yang dicium sekali lagi hanya bisa pasrah. Jujur saja, dia juga menginginkan hal ini terjadi. Perlahan tapi pasti, kedua bibir Damar mulai terbuka dan tidak hanya memberikan sekedar kecupan biasa. Kedua permukaan lembut itu bergerak dengan pelan dan memberikan sebuah sensasi yang membuat Nara merasakan ada jutaan kupu-kupu berterbangan dalam perutnya. Nara yang semul