"Mas Rafli!" Suara antusias yang memanggil Rafli mendadak hilang saat mendapati aku yang masuk kedalam ruangan. Wajah cantik seperti Tante Amara itu menatapku kecewa, bahkan cenderung datar dan tidak menyukai akan kehadiranku. Jika saja dalam kondisi normal tanpa baju pasien yang dia kenakan, Hana Irwansyah adalah perempuan cantik dengan segala kesempurnaan keluarganya yang hebat. Tapi sayangnya wajah cantik itu ternoda dengan bekas sayatan di lengannya, baik yang tinggal bekas maupun yang kini terbebat kasaa hingga di nadinya, hal yang membuatnya nyaris mati tadi. Dia benar-benar self injury. Menyakiti dirinya sendiri untuk menghilangkan sakit dan rasa tertekan untuk menghindari rasa bunuh diri. "Mencari Rafli?" tanyaku sambil menarik kursi yang ada di samping brangkarnya, mendengar

