3

3785 Kata
Alana memelas. "Kenapa gak boleh?" Tanya Alana. Kenapa anak ini menanyakan sesuatu yang pada dasarnya memang jawaban nya tidak boleh. "Alana masih kecil." Ucap regan pada Alana. "Kata kak Ken semua pria menyukai film seperti itu, apa kak regan tidak menyukai nya seperti kakak-kakak Alana?" Tanya Alana pada regan Membuat regan bingung harus menjawab apa lagi, kalau ditanya suka ya pasti suka lah. Toh regan juga masih suka melihat film yang seperti itu, namanya juga kebutuhan tiap lelaki. "Om regan." Panggil Alana dalam tidur regan pagi ini. Regan membuka matanya kala Alana membuka jendela kamar regan, menampikan cahaya matahari yang begitu terik nya. "Astaga, Alana menganggu saja." Ucap regan pada wanita yang kini tengah tersenyum manis dengan pantulan cahaya disana, seakan menambah kecantikan wanita itu "Om bangun dong, Alana mau minta anterin om ke mall." Ucap Alana pada regan yang masih telanjang d**a. Namanya juga bule, suka banget telanjang d**a kalau tidur. Otot besar regan bisa Alana lihat dengan jelas kala pria itu terduduk diatas kasur. "Wah, seksi nya." Gumam Alana. Alana menghampiri regan perlahan, ikut duduk disamping pria itu sembari menelan salivanya sendiri. "Itu otot om beneran?" Tanya Alana sembari berusaha untuk memegang nya. Regan yang melihat jelas kepolosan Alana, jadi tersenyum kecil. Kalian harus tahu, regan memilik wajah yang begitu menggemaskan dan sedikit m***m. Tapi karena itulah ketampanan nya terasa semakin bertambah kala pria itu mengeluarkan smirk nakal nya. "Sini." Ajak regan sembari menarik tangan Alana menuju ke d**a nya yang terasa begitu keras karena olahraga nya tak pernah tinggal. "Bagaimana?" Tanya Regan. Alana mengeluarkan lidah nya, lalu mengangguk. "Alana suka sekali." Ucap Alana. Regan tersenyum bangga. "Otot perut papah tidak sebesar punya om." Ucap Alana membuat regan semakin besar hati. Tangan regan membawa tubuh Alana dalam pelukan nya. "Eh?" Ujar Alana terkejut. "Tawaranmu untuk jadi pacar ku, apa masih berlaku?" Bisik regan pada Alana. Alana mengigit bibir nya bingung mau jawab apa, wajah nya kini memerah persis seperti tomat. "Astaga imut nya." Goda Regan Regan memeluk Alana semakin erat. "Wah, ini sih kamu gemukan." Ledek regan pada Alana. "Hm, memang nya Alana gemukan?" Tanya Alana memelas Regan mengangguk. "Rasanya lebih enak memeluk mu yang sekarang di banding pertama kali waktu itu." Ucap regan pada Alana. "Memang nya om lebih suka Alana gemuk?" Tanya Alana "Gak suka yang gemuk banget, yang sekel dan seksi kayak Alana. Om suka banget." Bisik regan menggoda Alana "Kuping Alana rasanya panas, jantung Alana ikut berdebar. Gimana nih, apa Alana sakit?" Tanya Alana panik. Regan yang mendengar nya jadi tertawa sendiri. "Itu namanya Alana sedang gugup, karena dekat om." Ucap regan sembari menatap Alana. "Alana jadi malu." Ucap Alana malu malu kucing pada regan. Regan mencubit pucuk hidung Alana. "Kamu nih ya, bisa aja godain om." Ujar regan. "Hari ini om temenin kamu beli baju, sekalian cari gaun untuk acara besok." Ucap regan. "Memang nya ada acara apa?" Tanya Alana. "Acara penting." Ucap regan tanpa memberitahu spesifikasi nya. Besok regan mendapat undangan ulangtahun wanita yang di jodohkan dengan nya oleh orang tua nya. Sekalian ia mau bawa Alana untuk jadi alasan agar dirinya tidak dipaksa menikah lagi dengan wanita yang tidak dicintai nya. Walau ia belum tahu pasti perasan nya pada Alana adalah serius atau tidak, tapi ini bisa menguntungkan nya untuk lari dari perjodohan yang tidak diinginkan nya. "Oke, Alana mau ikut yang penting sama om regan!" Ucap Alana Regan mengangguk. "Siap-siap dulu sana, om juga mau mandi." Ucap regan. Alana mengangguk. "Alana udah mandi, tinggal om yang beluk mandi." Ucap Alana. Regan memanyunkan bibir nya. "Padahal om mau ajak Alana mandi bareng tuh." Ucap regan Alana membuka lebar-lebar mulutnya. "Om beneran mau mandi sama Alana?" Tanya Alana Regan menganggukan kepalanya berniat meledek wanita itu. "Kalau gitu Alana bisa mandi lagi!" Ujar Alana penuh semangat Kalau gini mah berasa aku yang lagi di prank "Gausah, nanti kalau kebanyakan mandi bisa sakit demam." Ucap regan menakut-nakuti. Regan belum berani membawa Alana melakukan hal yang lebih, lebih. Bisa dihajar Ken nanti kalau ketahuan pria itu. Alana mengangguk. "Alana ganti baju aja ya, sebari nunggu om mandi." Ucap Alana pergi dari kamar regan. Membuat regan menghela napas lega. "Astaga, hampir saja." Gumam regan Wanita itu, benar-benar gak bisa dibaca pikiran nya. Sekitar empat puluh menit berlalu Alana memasuki kamar regan. "Om sudah siap belum?" Tanya Alana menggedor pintu kamar mandi. Pintu kamar mandi terbuka menampikan seorang pria maskulin yang baru selesai beberes. Kaos hitam dengan celana yang senada membuat Regan nampak lebih muda. Alana mengigit jari nya kala mencium harum regan yang menusuk hingga ke hati nya. "Ayo, berangkat." Ucap regan pada Alana. Regan mengangguk. "Hmm...mmmnn.." Alana bergumam dijalan. "Kamu sedang memikirkan lagu apa?" Tanya regan seperti bertanya pada anak nya sendiri. "Ada deh." Ucap Alana tak sedikitpun membuat regan ingin tahu. Ia hanya mau mendapatkan topik pembicaraan yang pas jika bersama dengan Alana. "Nyalakan saja radio nya jika sepi." Ucap regan Alana mengangguk, sembari menyalakan radio mobil. Matanya kini ikut menelusuri jalanan, begitu sepi rasanya tanpa percakapan mereka kali ini. Sesampainya di mall, Alana begitu banyak membeli barang-barang padahal regan bisa melihat sendiri dilemari pakaian didalam wardrobe besar wanita itu begitu banyak barang yang belum dipakai nya dan masih ada yang bersegel pula. Dia juga begitu, tapi regan kan memakai nya untuk bekerja sedangkan wanita ini? "sudah belanja nya, sekarang ikut ke butik untuk cari gaun." Ucap regan. "Memang nya acara kapan?" Tanya Alana "Lusa besok, alangkah baik nya bersiap hari ini." Ucap regan memegang tangan Alana. "Mau beli eskrim dulu." Ucap Alana meminta pada regan untuk berhenti di kedai es krim Regan mengangguk menuruti wanita itu, toh masih jam segini dan sedang tidak buru buru "Double chocolate." Ucap regan Alana melebarkan matanya. "Kok om bisa tahu kesukaan Alana?" Tanya Alana "Bukankah om harus tahu kesukaan kekasih om sendiri?" Tanya regan pada Alana. Alana tersenyum dengan manis. "Ini pak eskrim nya." Ujar sang pelayan.  Regan memegang tangan Alana, membawa wanita itu kembali masuk kedalam mobil. "Makan di mobil saja, diluar udara nya sedang dingin." Ucap regan melihat pakaian Alana jauh dari kata tertutup Wanita itu suka sekali memakai dress pendek untuk pergi-pergi, padahal regan lebih suka wanita yang memiliki casual tinggi. Tapi kalau disuruh memilih wanita seperti apa yang dia sukai mungkin jawaba nya akan 'yang mirip Alana' "Om kenapa liatin Alana begitu?" Tanya Alana Regan menyadarkan diri nya, lalu menggeleng. Sebelum menjalankan mobil nya pria itu nampak menghapus sisa eskrim yang berada disisi bibir Alana. "Makan nya pelan-pelan sayang." Ujar regan sembari menjilat sisa es krim Alana di ibu jari nya. Sesampai nya dibutik, regan melihat satu gaun yang menurutnya akan sangat cocok jika di pakai Alana besok lusa. "Coba yang ini." Ucap regan pada Alana. Alana mengangguk, menurutnya gaun itu juga bagus sekali. Kerah transparan dengan bagian d**a tertutup, lalu bagian punggung sedikit terbuka untuk menonjolkan kesan seksi. Pinggang nya sengaja persis untuk memperlihatkan bentuk ideal dari si pemakai gaun tersebut. Di kasih lebar di bagian bawah untuk menampikan kesan glamor yang tak boleh hilang dari sebuah dress. "Alana masuk dulu ya." Ucap Alana pada regan Regan mengangguk lalu menunggu ditempat biasa ia ketika ia menunggu wanita itu. Tapi kini Alana yang ada dihadapan nya membuat nya super exited menunggu wanita itu memakai gaun pilihan nya. Alana dibantu dengan beberapa pelayan disana, masuk kedalam ruangan ganti baju. Tirai terbuka menampikan Alana dengan gaun cantik nya. Regan melihat Alana yang begitu cantik, membayangkan lagi saat wanita itu menguncir rambut sehingga menampilkan leher jenjang nya. Regan mengangguk. Gaun itu sangat pas dengan apa yang dibayangkan sebelum nya jika Alana memakai nya. "Bagaimana?" Tanya Alana Regan mengangguk. "Super cantik." Ucap regan dengan wajah paling menggoda nya. Bahkan pelayan disana ikut tersenyum dan saling colek mencolek kala regan berhasil tersenyum. Regan memang tak ada tandingan nya,ketampanan nya melebihi dewa! "Ambil yang itu." Ucap regan pada pelayan disana. Alana mengangguk setuju, lalu ikut masuk untuk berganti baju lagi. "Om regan!" Panggil Alana setelah keluar dari tempat ganti baju. "Apa sayang, kenapa harus teriak-teriak?" Tanya regan dengan sayang. "Hm, Alana masih tidak terbiasa dipanggil om regan dengan sebutan sayang. Oiya, apa gaun nya tidak terlalu berlebihan?" Tanya Alana Karena pada dasarnya Alana jarang menghadiri acara-acara seperti itu, kalau tahu Gerald punya putri secantik ini orang orang pasti akan terburu-buru melamar Alana untuk sang anak mereka. Relasi Gerald sebagai pembisnis begitu luas, mungki karena itu Gerald beserta keluarga nya dengan sukses menyembunyikan putri cantik semata wayang nya ini didalam rumah. "Gaun itu sudah di buat pasti sengaja untuk diperuntukkan untuk mu." Ucap regan. Regan membayar gaun tersebut dan meminta gaun nya dipacking sebagus bagus nya, tidak boleh ada bagian gaun yanh cacat karena rusak. Selesai dari sana Alana dan regan pergi untuk mengunjungi rumah Ken dan keluarga. Dua jam setelah nya, Alana dan regan sampai juga kerumah keluarga Ken. "Kak Ken!" Panggil Alana sembari memeluk Ken. Wanita itu kangen sekali dengan Ken. "Adek kok bisa disini?" Tanya Ken pada Alana. Alana menggelengkan kepalanya. "Kak Revan, apa gak ada disini?" Tanya Alana. Ken menggeleng cemberut. "Kamu mengunjungi kakak tapi malah mencari kak Revan?" Ujar Ken pura pura ngambek Alana menggeleng. "Alana kan kangen sama kalian berdua, Ish kak Ken malah ngambek." Ucap Alana sebal Ken mencubit pipi Alana. "Bagaimana hari mu bersama cowok dingin bernama regan?" Tanya Ken pada sangat adik "Om regan cowok dingin?" Tanya Alana kembali Ken mengangguk. "Nggak ah, om degan baik sekali dengan Alana." Ucap Alana senang Ken menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu melihat kearah regan yang tengah melipat kedua tangan nya kedada dihadapan nya, alias sedang sok keren. Setelah pamit untuk pulang dan kembali kerumah Alana dengan cepat merapihkan belanjaan nya. Regan menyuruh nya untuk menjadi anak baik dan rapih. "Bereskan dengan benar, gak boleh berantakan ya." Ucap regan pada Alana. Alana mengangguk. "Om bisa bantu Alana taruh yang ini diatas sana gak?" Tanya Alana meminta tolong Regan mengangguk. Mengambil barang yang berada ditangan Alana dengan lembut lalu membantu Alana menaruh nya ke atas. "Biasanya yang beresin barang Alana siapa?" Tanya regan. "Hm, mamah. Kalau ngga bibi tapi kan lagi cuti libur." Ucap Alana "Tapi biasa nya Alana ikut bantuin kalau gak lagi malas." Ucap Alana. Regan mengangguk. "Besok mau istirahat saja dirumah?" Tanya regan. Alana menggelengkan kepalanya. "Biasa nya Alana ke salon buat perawatan tubuh dan wajah." Ucap Alana memberitahukan apa yang biasa nya dilakukan bersama sang mama. Regan mengangguk. "Besok om antar, sudah jam tujuh malam. Om kebawah untuk masakan sesuatu ya, lalu makan malam dan pergi tidur." Ucap regan pada Alana. Alana mengangguk nurut. Setengah nama kemudian Alana turun kebawah ketika hidung nya berhasil mencium aroma makanan dari lantai bawah. "Wah, bau nya harum." Ucap Alana. Regan mengangguk. "Duduk, biar om yang siapkan." Ucap regan pada Alana. Alana mengangguk lagi. "Makan yang banyak." Ucap regan sembari mencium kening Alana.          "Makanan Jepang adalah makanan yang paling Alana suka loh om." Ucap Alana sembari memakan ia bercerita banyak hal pada regan Regan yang suka mendengar suara Alana ketika wanita itu bercerita pun ikut menyahuti nya. "Terus apa lagi?" Tanya regan "Hm, pokok nya Alana suka sama apa yang suka kak Revan belikan untuk Alana." Ucap Alana "Lah, terus kalau kak Ken?" Tanya regan "Jangan bilang kak Ken ya, Alana sebenarnya kurang suka sama pilihan makanan kak Ken. Tapi kak Ken selalu membanggakan makanan nya didepan Alana, jadi Alana pura pura setuju berbeda dengan yang lain yang jujur tak suka dengan selera kak Ken." Jelas Alana "Apalagi kak Revan, dia suka sekali mengejek selera makan kak Ken." Ucap Alana tertawa kecil. Ketawa nya benar-benar menular. Regan ikut tertawa kecil. "Terus kenapa Alana gak bilang saja bahwa selera kak Ken kurang enak?" Tanya regan. "Hm, Alana kan sayang sekali sama kak Ken." Ucap Alana dengan polos nya. Regan mengangguk. "Oke, om sudah mengerti sekarang." Ucap Regan. Alana mengecek ponsel nya, entah apa yang sedang dia kotak-katik perempuan itu. Lalu beberapa menit kemudian, terdengar suara musik dari ponsel Alana. "Alana suka nyanyi?" Tanya regan. Alana mengangguk malu-malu. Regan menganggukan kepalanya. "Lalu, bagaimana jika Alana menyanyikan satu lagi untuk om?" Pinta regan. Alana mengangguk setuju, lalu mulai bernyanyi. Suara Alana memang gak bagus banget, tapi masih bisa regan tolerir lah ya. "Bagaimana suara Alana?" Tanya Alana pada regan bersemangat.  "Seindah orang nya." Ucap regan menggombal. Regan mengendurkan ciuman nya, menatap Alana yang kini terlihat sudah kehabisan napas. Bisa Regan tebak Alana belum pernah berciuman sebelum nya, selain mendapatkan kecupan. "Sudah, ya?" Ujar Regan. Alana menganggukan kepalanya menurut. "Istirahatlah dikamar mu." Ucap regan sembari mengelus pucuk kepala Alana dengan sayang. Ia tidak tahu apa yang akan dipikirkan Ken kalau dirinya tengah memcari adik kesayangan nya. Tapu mau bagaimana lagi, ia juga pria dewasa. Kalau terus menerus digoda bagaimana bisa bertahan lama? "Kecuali aku meninggalkan nya sekarang." Gumam Regan. Tapi hingga kini saja Regan tidak tahu bagaimana dengan perasaan nya yang sebenarnya untuk Alana. Apakah ini sayang sesaat atah bahkan cinta sesaat? Akankah ia menyakiti Alana setelah ini, ia benar-benar belum sanggup membayangkan nya. "Om gan tidur juga?" Tanya Alana menghentikan langkah nya di atas anak tangga. Regan mengangguk. "Om mau kerja dulu, kamu tidur duluan saja." Ucap regan pada Alana. Alana mengangguk dengan wajah memerah, dirinya masih tidak menyangka akan berciuman hebat dengan Regan. Lelaki tampan bak dewa! Bukan karena dia haus akan ketampanan seorang pria, tapi kenyataan nya perasaan Alana kini selalu tertuju pada regan. "I love you om regan." Gumam Alana sebelum memasuki kamar nya dengan jantung yang terus menerus berdegup kecang. Didalam kamar nya, regan terus memperhatikan harga saham perusahaan nya yang kini menonjok naik. Dirinya tersenyum, berarti satu masalah sudah teratasi. Tadi sebelum regan menyuruh Alana untuk tidur, wanita itu izin untuk menemui seorang kenalan nya. Entah dari mana wanita itu mengenal orang asing selain keluarga nya, yang pasti regan tetap harus mengawasi Alana si perempuan polos itu. Kekasih nya itu benar-benar gak mengerti apapun untuk masalah dunia luar. Ting! Message from sekretaris "Dimohon pak regan untuk datang ke kantor besok, seperti nya beberapa investor mendadak membatalkan investasi nya tanpa alasan yang jelas." Regan mematikan ponsel nya, lalu memegangi kepalanya. "Bagaimana ini?" Gumam nya sendirian. Apa aku harus membiarkan Alana pergi sendirian? Keesokan pagi nya, Alana menunggu regan yang katanya malam itu mau mengantar nya bertemu dengan seseorang kenalan nya. "Kenapa om belum turun juga ya?" Gumam Alana. Alana melirik jam tangan nya, menujukan pukul sebelas siang. Tok tok tok Alana membukakan pintu, seperti nya ada seorang yang datang. "Nona Alana ya?" Tanya pria paruh baya itu pada nya. Alana mengangguk. Kini Alana tengah berada di mobil dengan suruhan Regan, yang tadi baru datang untuk menjemputnya. Alana merengut kesal kala dirinya mengingat janji regan tadi malam. Dasar om regan pembohong. "Sudah sampai." Ujar sang supir. Alana mengangguk, lalu masuk kedalam cafe tersebut..tempat nya janjian sebelum nya. "Alana!" Panggil seseorang pada Alana disana. "Niken!" Balas Alana sembari ikut duduk dihadapan wanita itu yang kini tengah bersama seorang pria sebaya nya. Alana dan Niken kenal, karena Niken adalah adik dari sahabat kakak nya Revan. Mereka bertemu di ulangtahun Niken waktu Revan mengajak nya untuk menghadiri acara tersebut. "Kenalin, ini Alana dan ini teman ku Noah." Ucap Niken pada mereka yang kini tengah berada disekitarnya. Alana dan Noah pun bersalaman. "Noah lagi cari pacar loh, Alana mau gak sama Noah. Ganteng kayak gini masak ditolak sih?" Ledek Niken pada keduanya. Alana tersenyum manis pada Noah begitupun sebaliknya. "Niken cuma bercanda kok." Ucap Noah pada Alana yang kini mengangguki nya sebagai tanda setuju. Niken melirik jam tangan nya. "Seperti nya aku harus pergi karena ada urusan lain, bisa aku tinggal kalian berdua dulu?" Tanya Niken. Noah dan Alana mengangguki nya, lalu Niken pergi setelah berpamitan. Alana pikir ia tidak masalah ditinggal berdua dengan Noah, toh selama ini ia tidak punya teman selain Niken dan Regan. "Hm, kamu masih kuliah?" Tanya Noah Alana menggeleng. "Aku belajar dirumah dari kecil, dan jarang berpergian." Ucap Alana. Noah mengangguk. "Kalau begitu mau aku bawa kesuatu tempat tidak?" Tanya Noah pada alana. Alana berfikir sejenak, haruskan ia izin lebih dulu dengan Regan atau tidak. "Boleh." Ucap Alana tak mau membuat Noah menunggu. Noah membukakan pintu mobil nya untuk Alana, membuat Alana tersenyum karena tak enak hati. Mobil pun jalan dan baru sadar dari belakang ada mobil juga yang tengah mengikuti mereka. "Ah, jangan panik. Itu supir Alana." Ucap Alana. Noah mengangguk sembari tersenyum kecil. Setelah tiga puluh menitan jalan, Noah menghentikan mobilnya tepat di pinggir danau. "Wah." Ujar Alana takjub. "Ini pemandangan nya bagus banget." Ucap Alana. Noah yang melihat Alana seperti seorang gadis lugu, ikut tersenyum. Ia suka melihat Alana yang tersenyum dengan lebar. "Alana suka?" Tanya Noah perhatian. Alana menganggukkan kepalanya. "Makasih Noah udah ajak Alana kemari." Ucap Alana sembari terus memandangi keindahan dihadapan nya. "Seperti nya aku mulai menyukai wanita ini." Gumam regan Sedangkan dilain tempat, Regan baru saja mendengar berita bahwa Alana sedang pergi berdua dengan seorang teman yang ternyata pria. Regan mengambil ponsel nya, lalu mengetik pesan untuk wanita itu. From regan  "Pulang!" Ketik regan. Tak melihat balasan dari Alana, regan segera menghubungi wanita itu. Lama tak dapat jawaban akhirnya Alana mengangkat nya juga. "Halo om regan?" Sapa Alana "Pulang. Apa kamu tidak membaca pesan om?" Omel regan pada Alana tanpa basa basi lebih dulu. Alana mengangguk. "Alana akan pulang sekarang, tapi..apa om regan sedang marah pada Alana ?" Tanya Alana dengan polos. "Iya, aku gak suka wanita pembangkang. Pulang sekarang, om akan segera sampai kerumah." Ucap regan setelah itu mematikan telpon nya membuat Alana manyun dan sedih. "Ada apa?" Tanya Noah. "Aku harus pulang sekarang." Ucap Alana Noah yang mengerti situasi pun mengangguk. "Aku langsung pulang dengan supir saja, Noah hati-hati dijalan." Ucap Alana. Noah mengangguk, lalu mereka berpisah. Alana menghela napasnya ketika melihat pesan singkat dari Regan untuk nya. "Langsung pulang ya." Ucap Alana pada sang supir yang sedari tadi mengikuti nya dari belakang. Sesampai nya dirumah, Alana sudah dihadang oleh regan. Regan kini menampikan wajah bad mood, sembari menatap Alana. "Sudah puas senang-senang nya?" Tanya Regan. Alana menggelengkan kepalanya. "Apa Alana berbuat salah pada om?" Tanya Alana. "Kamu bisa pikir sendiri Alana." Ucap regan sembari melipat tangan kedepan d**a nya. Alana menahan tangis. "Sebelum nya Alana gak pernah dimarahi." Gumam Alana berbisik. "Siapa dia, pacar mu?" Tanya regan pada Alana Alana menggeleng. "Bukan." Ucap Alana dengan cepat menjawab regan. "Jangan berani menemui pria lain lagi, kan sudah ada om yang bisa menemani mu bermain." Ucap regan. "Tapi Alana ingin jalan-jalan dan om selalu sibuk dikantor." Ucap Alana seperti mengadu pada papah nya. Regan mengangguk. "Kalau begitu mulai besok kita bisa coba berkencan." Ucap regan tepat dihadapan Alana. Alana cukup terkejut, tapi ciuman regan kini bisa membuktikan nya kalau pria dihadapan nya ini gak main-main dengan nya.  Epilog:  "Urus cuti saya, jangan sampai menganggu atau menghubungi jika tidak terlalu penting." Ucap regan pada sekretaris nya lewat ponsel.  Hari ini regan tengah menunggu Alana untuk bersiap menghadiri pesta nya. "Gak pernah salah, pilihan ku memang selalu jadi yang terbaik." Gumam regan ketika melihat Alana keluar dari kamar nya setelah di rias oleh penata rias. "Tangan mu." Ucap regan sembari menyodorkan telapak tangan nya. Hingga sampai di pesta tangan mereka tak pernah lepas, Alana juga terus menerus menatap regan tanpa henti. Regan dengan santai nya tersenyum kecil tanpa melihat Alana. Pria itu memang punya sifat yang orang-orang susah untuk membaca nya. "Om regan malam ini tanpa sekali." Ucap Alana berbisik. Regan memandang balik Alana. "Kamu lebih memukau Alana, ingat ya disana tidak boleh sedikitpun jauh dari ku." Ucap regan pada Alana. Alana mengangguk senang. Sedangkan regan melihat bibir Alana yang di poles lipstik merah warna yang sesuai dengan umurnya sekarang. Biasanya wanita ini terlalu polos tapi kini, Alana terlihat lebih dewasa. Wanita itu kadang bisa dewasa, bisa juga seperti anak kecil. "Astaga, aku gak tahan mau mencium mu." Bisik Regan. "Om, mau cium alana. Kenapa gak cium saja?" Tanya Alana dengan polos. "Bolehkah?" Tanya regan iseng. Alana mengangguki nya, regan dengan percaya diri mendekatkan wajah nya pada Alana. Sampai Alana memejamkan matanya regan menghentikan niat nya untuk mencium bibir wanita itu. "Malam ini kamu terlalu sempurna, aku gak bisa merusak nya sekarang." Bisik regan. 1Membuat Alana membuka matanya dengan cepat dan merengut. "Kenapa?" Tanya regan melihat wajah Alana yang bete' Sebelum mendengar jawaban dari Alana, Regan dengan cepat mencium leher Alana pelan bahkan sempat menjilat nya. "Ohmm." Panggil Alana melenguh. Regan melirik Alana. "Kamu gak mau kita ketahuan berbuat m***m kan?" Bisik regan. Alana mengangguk, lalu menggeleng. Membuat regan tertawa kecil. "Sebentar lagi sampai." Ucap regan sembari mencubit kecil hidung Alana. Membuat Alana tertawa karena kegelian. Sepuluh menit kemudian mereka turun juga dari mobil, red carpet sudah menyambut mereka didepan sebagai pasangan. Acara ini memang bukan acara yang main, main. Karena ada acara penyambutan artis juga. Karena itu model acara nya cukup ramai wartawan, beberapa pembisnis muda juga ikut kemari. Dari sebrang, seorang wanita mengepalkan tangan nya ketika melihat regan datang dengan seorang wanita dan bukan dengan nya. Selesai berfoto Alana mengikuti regan yang mengobrol dengan beberapa rekan bisnis nya, biasalah untuk memajukan bisnis nya lebih lagi. "Hai." Sapa seorang wanita cantik, dialah seorang artis ternama. "Bisa mengobrol sebentar dengan mu?" Tanya wanita itu pada regan. Alana cukup kebingungan, siapa wanita yang kini berada diantara nya dengan regan. Wanita itu dengan mudah nya merangkul lengan regan dan membawa pria itu hingga ke pojok tempat. Meninggalkan Alana sendirian yang kini kebingungan, dan yang Alan bingung kenapa regan tidak menolak nya sama sekali. Alana mengepalkan tangan nya karena merasa sakit didada nya, seperti tertusuk tusuk jarum. Didepan ia melihat sebuah gelas berisi air putih dan di minum nya hingga habis. "Woek, rasa nya air nya aneh." Gumam Alana. "Aku gak nyangka kamu kuat minum juga ya?" Ledek seseorang dari belakang. "Noah?" Panggil Alana tak sangka akan bertemu dengan teman nya disini. Alana jadi merasa gak sendirian lagi. "Noah kok bisa disini?" Tanya Alana "Entahlah, mungkin sengaja agar bisa bertemu dengan jodoh ku." Ucap Noah sembari menatap Alana yang cengengesan. "Kamu kemari bersama siapa?" Tanya Noah. "Hm, om regan." Jawab Alana. "Oh dengan om nya." Gumam Noah tak tahu bahwa yang dimaksud Alana adalah pria tercinta wanita itu. "Aku ada tahu tempat bagus loh disini, dibelakang sana ada taman dengan air mancur. Tapi bukan air mancur biasa, mau lihat gak?" Tawar Noah pada Alana yang terlihat bosan dengan acara malam ini. Alana melihat kemana dan ke kiri untuk mencari regan yang hilang entah kemana. "Oke, Alana ikut." Ucap Alana. Alana berjalan bersama Noah. "Wah, ini sih bagus banget." Ujar Alana sembari melihat banyak lampu lampu menyala disekitar nya. "Dari tadi aku di sini sendirian karena bosan, lalu haus mau ambil minum dan ternyata ketemu kamu juga." Ujar Noah. Sembari menyelam minum air. "Alana gak pernah keluar rumah, jarang banget malah. Tapi karena Noah Alana jadi sedikit mengenal dunia luar." Ucap Alana berterimakasih pada Noah. Noah mengelus rambut Alana perlahan, lalu menatap wanita itu yang kini terlihat begitu cantik dibawah rembulan. "Aku gak sadar kamu secantik ini malam ini." Ucap Noah. Alana menunduk malu. "Serius, kamu terlihat lebih dewasa dan seksi." Ucap Noah pada Alana Alana mengangguk malu-malu. "Terimakasih." Ucap Alana entah berterimakasih pada Noah untuk yang ke berapa kali nya. Noah memberanikan diri memegang telapak tangan kanan Alana. "Kamu benar benar cantik Alana." Bisik Noah sembari menarik tekuk Alana. Ia tak sadar bahwa Alana benar benar menghipnotisnya untuk mencium wanita itu saat ini. Belum sampai pada bibir Alana, telpon genggam Noah berbunyi membuat lelaki itu menghentikan pergerakan nya. Alana juga cukup terkejut. "Aku angkat telpon dulu ya." Ucap Noah dengan wajah merah nya. Alana mengangguk, lalu memilih duduk di sekitaran sana. "Melihat bintang adalah hobi Alana dari dulu." Gumam Alana sendirian. Alana menunduk, merasa kaki nya cukup pegal dari biasanya. Ia kini sedang memakai heels yang cukup tinggi, membuat kaki nya sedikit bengkak dibagian belakang nya. Demi menyenangkan regan Alana rela melakukan apapun. Melihat ada kaki pria bertengger dihadapan nya Alana pun segera mendongakkan kepalanya. "Noah udah.." Alana menghentikan ucapan nya kala melihat pria yang ia kira Noah ternyata bukan. "Om regan?" Panggil Alana. Alana melirik kanan dan kiri mencari dimana keberadaan Noah. "Kenapa Noah jauh sekali untuk menganga sebuah telpon saja." Gumam Alana takut karena kini regan tengah melihat nya dengan padangan kesal. masing masing tangan pria itu dimasukkan kedalam saku celana nya sembari menatap Alana. "Alana, bukan kah om sudah bilang untuk tidak menjauh dari om?" Ujar Regan sengaja ingin menyindir Alana3
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN