Ina mulai merasa lapar. Perutnya sudah keroncongan sejak pukul tujuh tadi, ia pikir masih sempat makan sebelum meeting, tapi terlalu santai scrolling layar i********: sampai - sampai dia diingatkan alarm kalau meeting akan dimulai dalam lima menit, jelas Ina kalang kabut, dan niat untuk memesan makan malam tertunda, seperti kebiasaan buruk yang selalu berulang, terlalu santai hingga lupa meakukan yang seharusnya dilakukan dan lupa mengurus diri sendiri. Di luar jendela, langit kota sudah gelap. Lampu-lampu dari gedung pencakar langit berpendar indah, memantul di permukaan Sungai Singapura yang berkelok di kejauhan, tenang dan dingin. Malam ini sebenarnya sempurna untuk berjalan kaki ke supermarket, atau setidaknya memesan sushi dari tempat langganan. Tapi Ina hanya bersandar di kursinya.