Savana mendongak. Mencengkeram leher Vernon dengan kedua tangannya. Sesekali, bibir mereka saling menaut. Berciuman dalam. Senyum di wajah Vernon terukir. Tampan. Lekas menangkup wajah Savana dan memberi hadiah ciuman panas. Mereka berkeringat, cukup berantakan. "Aku butuh toilet." Savana menarik napas. Meneguk ludahnya sekali. "Akan kuantar!" Vernon melepas. Mengancing kembali bawahannya. "Tidak. Aku bisa sendiri. Kau sebaiknya urus tamu-tamumu. Aku sedikit mual," papar Savana. "Kau yakin?" "Ya. Tunjukkan saja toiletnya." "Pakai saja toilet yang ada di kamarku!" pinta Vernon. Menunjuk salah satu tempat. "Tidak, jangan kamar. Pasti jauh. Aku benar-benar mual," pinta Savana. Mengusap kening berkeringatnya. "Akan kutemani!" "Aku bisa sendiri, Vernon. Jangan memperlakukanku seperti