"Halo, apa khabar Ana?" Suara bariton yang menyebutkan namaku untuk pertama kalinya dalam hidupku, dan suara itu baru aku dengar lagi setelah 10 tahun lamanya, agak sedikit asing ditelingaku tapi berhasil membuatku gugup. Dia benar - benar menyebutkan namaku! "Khabar baik mas Dana." jawabku sedikit gugup karena belum berhasil meredakan debaran didadaku ini, lalu aku menyalami juga 2 rekannya yang baru kuketahui bernama Kevin dan Abrar. Aku mengambil posisi duduk diantara Papa dan aa', atau tepatnya lagi saling berhadapan dengan mas Dana. "Mas Nino mana pa?" Aku tidak melihat keberadaan mas Nino dalam ruangan ini. "Dia nyusul, lagi ada tindakan." Aku mengangguk mengerti dengan jawaban papa. Jeda sesaat ... "Jadi Teguh Pradana ini rencananya yang akan menjadi Arsitek Royal Bandung, dan