"Siapa yang bisa membantuku? Entah kenapa, aku tidak rela Papa terus bersama Seina. Padahal, dulu aku tidak begitu mencintainya," gumam Nico. Lelaki itu pun teringat dengan sang mama. "Ahh iya, Mama pasti tahu jalan keluarnya." Nico pun melajukan mobilnya ke rumah sang mama. Sejak keluar dari penjara kemarin, Maya tinggal di sebuah rumah kecil di sudut kota pemberian Nico. Ketika Maya membuka pintu, senyum kecil terbit di bibirnya. Dia sangat merindukan putranya. Mereka tak terbiasa hidup terpisah. "Nico sayang, Mama kangen sama kamu." Namun bukannya menyambut pelukan sang mama, Nico hanya diam dengan wajah kesalnya. Maya pun mengusap wajah putranya. "Kamu kenapa, Sayang? Apa kamu ada masalah?" Nico masuk tanpa menjawab, langsung duduk di sofa dengan wajah penuh emosi. Setelah bebe