BAB 5

584 Kata
Hari ini pak Komar meliburkan Sultan. Dengan alasan harus belanja keperluan pernikahan. Sultan mencoba menjelaskan apa yang mengganjal di hatinya. Tapi sepertinya pak Komar sudah tercuci otaknya oleh Natalia. Hingga penjelasan Sultan tak di dengarnya.   "Pak, saya sama Natalia itu...." "Udah sana, anak saya sudah menunggu kamu dari tadi." "Tapi, Pak." "Sultan, temani anak saya atau saya pecat?" Astaghfirullah...kenapa bapak dan anak sama saja sih? Suka main ancam. Sultan tertunduk lemas. Lalu keluar dari ruangan pak Komar dan menemui Natalia.   Hari ini Natalia berpakaian sangat sopan. Setidaknya membuat Sultan sedikit lebih nyaman. Natalia yang melihat Sultan keluar dari ruang kerja papanya langsung memeluk lengan Sultan. "Udah siap?" Tanya Natalia. Sultan hanya diam. Dan berusaha menyingkirkan tangan Natalia. Tapi mana bisa menyingkirkan tangan Natalia semudah itu. Disingkirkan yang satunya ya yang satunya yang pegang. Kedua tangannya di tahan, ya kakinya yang bekerja. Pokoknya tubuh Natalia harus nempel sama tubuh Sultan.   Sultan hanya bisa menghela nafas dan memohon ampun pada Tuhan.     Natalia memberikan kunci mobil kepada Sultan. "Kenapa harus aku yang bawa?" Tanya Sultan. "Karena kamu calon suami aku." Sultan menghela nafas lagi. Ia meraih kunci itu dan membuka pintu mobil. Mereka masuk ke dalam mobil dan Sultan mulai menjalankan mobilnya. Sepanjang jalan mereka hanya saling diam. Natalia sibuk dengan ponselnya. Sultan fokus dengan menyetirnya.   "Berhenti." Natalia memberikan instruksi dadakan. Untung saja Sultan sedang fokus. Kalau tidak bisa jadi mereka tabrakan. Mau marah tapi nggak enak. Sultan akhirnya diam saja. "Kenapa berhenti?" Tanya Sultan karena sedari tadi hanya diam saja. Natalia juga tidak berniat untuk turun. Natalia menatap Sultan. "Aku mau tanya satu hal." "Apa?" "Apa kamu suka sama aku?" Tanya Natalia. "Tidak." Jantung Natalia tertusuk sebilah pedang panjang nan tajam. Natalia tak sangka kalau Sultan akan sejujur itu.   "Lalu, kenapa mau menikahiku?" "Dipaksa kan?" Natalia menelan ludahnya. Kenyataan memang lebih pahit dari khayalan. "Oke." Natalia meminta Sultan untuk kembali menjalankan mobilnya. Tapi Sultan masih diam. "Kenapa nggak jalan?" "Mau tanya." "Apa?" "Kenapa kamu mau menikah denganku?" "Karena kamu Sultan." Sultan diam berfikir sejenak. "Tapi, aku ini bukan Sultan asli. Maksudku...aku itu cuma namanya aja yang Sultan. Aslinya kere." "Nggak peduli." "Astaghfirullah...aku nggak mau nikah kalau tidak ada dasar cinta." "Apa kamu cinta aku?" "Nggak," jawab Sultan cepat. Membuat Natalia manyun. "Yaudah, nanti juga cinta kok." Sultan diam. Menatap ke depan.   "Nat, aku tuh cari istri yang Solehah, yang pintar mengaji dan rajin sholat." Sultan diam. Menghela nafas dan melanjutkan. "Aku, aku minta maaf, Nat, kalau ini akan menyakiti kamu, tapi aku nggak tahu Nat, suka sama kamu apa enggak? Aku takutnya setelah kita menikah, justru pernikahan kita malah jadi bumerang nantinya." Sultan mencoba menjelaskan kepada Natalia. Sultan meliriknya. Lalu tersentak saat melihat air mata Natalia sudah menetes.   "Nat...aku...aduh...maaf Nat, nggak maksud bikin kamu nangis." "Bukan salah kamu, ini salah ku. Aku tahu kok, wanita seperti ku ini tidak mungkin ada yang mau. Aku tahu diri kok. Maafkan aku." Natalia hendak turun dari mobil tapi langsung di cegah oleh Sultan.   "Nat, dengar dulu. Tolong jangan tersinggung." "Aku nggak tersinggung kok, santai aja. Aku akan bilang ke papa. Kalau kita tidak jadi menikah, semoga kamu mendapatkan istri yang Solehah." Sultan merasa tak enak hati. Apa lagi kalau sampai pak Komar tahu masalah ini.   "Nat." Natalia menoleh. "Kita menikah, tapi...jangan paksa aku untuk mencintai kamu. Biarkan aku yang mencari arti cinta itu sendiri." "Sungguh?" "Ya." Natalia langsung tersenyum bahagia dan memeluk Sultan. "Nat, jaga sikapmu, kita belum menikah." "Meluk doang kok." "Tetap saja dosa, Nat." Natalia melepas pelukannya. "Ribet."   Sultan menghela nafas beratnya. Semoga saja pilihanya tak salah....                
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN