Tidak ada kata selain malu yang Damian rasakan setelah apa yang sang Mamah saksikan pagi tadi. Damian bahkan tak sanggup menampakkan wajahnya di meja makan. Laki-laki itu kabur sepagi mungkin dari pintu utama flatnya, menitipkan pesan pada Jeje agar wanita itu membawakan sarapan hasil masakan sang mamah. "Ya Tuhan ku." Desah Damian merutuki kebodohannya. Laki-laki itu menelungkupkan wajah pada roda kemudi. Ia menunggu Jeje keluarga dari rumah di ujung gang agar tetap bisa berangkat kuliah bersama. "Gobloknya gue." Lirih Damian sembari membenturkan kepalanya pelan. Kalau kencang sakit pasti. Damian nggak mau ngerasain sakit setelah bunga-bunga cinta bermekaran di kamarnya. "Mana sih Jeje, sarapan doang lama banget." Damian membuka kaca mobilnya. Mata laki-laki itu membulat saat meliha