Ujung bibir Lucas terangkat mendengar suara berat itu. Teror yang dia tebar sangat manjur ternyata. Pria angkuh yang tadi masih begitu lihainya bersandiwara rupanya mulai ketakutan. “Saya ingin bertemu Anda.” Kata si penelpon. “Maaf, dengan siapa saya bicara?” Lucas mulai memainkan kartunya. Terdengar helaan nafas panjang di seberang, lalu si penelpon menyebutkan identitasnya. “Maaf, Pak. Agenda saya sudah sangat padat mulai siang ini, jadi saya tidak bisa bertemu dengan Anda!” Ujar Lucas sambil terus memutar kemudi dengan santai. Pria itu sudah ada dalam genggamannya sekarang. Sungguh ironis, seseorang yang merancang kejahatan untuk menjatuhkan lawannya malah terjerembab dalam jebakan yang dia buat sendiri. “Saya sangat berharap Anda mau memberikan waktu sebentar. Ada beberapa hal p