Akhirnya sampai juga di satu satu Mall, Mawar bisa sedikit bernafas lega karena tidak terus menerus mendengar tentang pria yang bernama Marcel itu. Mamanya membawanya masuk ke salah satu tempat yang menjual berbagai macam pakaian. Mawar hanya mengikuti Sang Mama saja tanpa mengeluh sama sekali.
Kalau boleh jujur Mawar juga paling tidak terlalu suka berbelanja. Jadi, setiap kali Mamanya, temannya mengajaknya berbelanja, Mawar hanya mengikutinya saja tanpa memilih pakaian yang ingin dibelinya. Saat ini Mawar hanya memutuskan untuk duduk didekat ruang ganti sambil terus bermain game di ponselnya. Sementara itu Mamanya terus saja memilih beberapa jenis gaun untuk Mawar.
Setelah merasa cukup dengan 6 gaun yang dipilih, kemudian Mamanya celingak celinguk untuk mencari keberadaan Sang Anak yang tak kelihatan sama sekali.
"Kemana lagi tuh Anak!" Ucap Mamanya sambil terus berjalan dan mencari keberadaan Mawar.
Lalu kedua mata Mamanya sudah menemukan keberadaan Mawar yang saat ini malah tengah asik dengan ponselnya, Mamanya menghela nafas lalu berjalan mendekati Sang Anak.
"Mawar...ternyata kamu disini!" Seru Mamanya dengan nada kesal.
"Iya Ma, Mama udah selesai belanjanya?" Tanya Mawar yang masih sibuk dengan gamenya.
Mamanya menggelengkan kepalanya lalu mengambil ponsel yang saat ini sedang dipegang oleh Mawar.
"Maaa...jangan!" Teriak Mawar.
"Kebiasaan deh kamu Mawar! Kenapa setiap kali Mama aja belanja kamu selalu seperti ini sih?" Ucap Mamanya tanpa ingin memberikan ponsel Mawar.
"Balikin dong Ma ponsel Mawar!" Seru Mawar berusaha untuk mengambil ponselnya kembali dari tangan Mamanya.
"Tidak akan sebelum kamu masuk kedalam ruang ganti untuk mencoba semua gaun ini." Seru Mamanya sambil memberikan semua gaun yang sedang dipengangnya.
"Ih Mama!" Rengek Mawar dengan wajah cemberutnya.
"Udah sana cepetan masuk!" Ujar Mamanya sambil mendorong tubuh Mawar untuk segera masuk kedalam ruang ganti.
"Iya...iya!" Ucapnya dengan pasrah.
Dia melihat gaun yang dipilihkan oleh Mamanya dengan tatapan heran, 'Mau ngapain sih Mama mau beliin aku gaun sebanyak ini? Huh.' Gerutunya dengan kesal.
Mawar mengambil secara acak gaunnya lalu segera mengenakannya, dia menatap dirinya sendiri didepan cermin besar yang ada dihadapannya. "Hmm...tidak buruk." Ucapnya.
"Sudah selesai? Coba kamu keluar dulu sayang...Mama ingin melihat kamu." Teriak Mamanya sambil mengetuk - ngetuk pintu ruang ganti Sang Anak.
"Iya Ma..." Ucapnya lalu segera keluar dari tempat persembunyiannya itu.
"Wah...Anak Mama cantik sekali! Pasti Marcel semakin terpesona dengan penampilan kamu sayang.." Puji Mamanya sambil memegang kedua bahu Mawar.
Mendengarkan nama Marcel disebut membuat wajah Mawar kembali cemberut, 'Kenapa sih Mama selalu menyebutkan nama dia? Apa pentingnya penampilanku untuk diperlihatkan kepadanya?' Batin Mawar yang merasa semakin kesal.
"Udah kan Ma? Jadinya gaun yang ini aja ya...Mawar males ah untuk mencoba gaun yang lain lagi." Ujar Mawar dengan ekspresi datarnya.
"Belum dong sayang! Coba yang lainnya juga ya..." Ucap Mamanya lalu kembali mendorong Mawar untuk masuk kedalam.
"Dasar menyebalkan! Kenapa sih hidupku harus diatur seperti ini?" Gerutu Mawar dengan kesalnya.
"Mawar cepatan ya sayang..." Teriak Mamanya kembali.
Mawar kemudian mencoba gaun yang keduanya, dia memilih untuk mengambil gaun berwarna hitam. Gaun seksi yang perlihatkan sedikit belahan dadanya secara menerawang karena bahannya yang menggunakan kain sangat tipis dengan belahan punggung yang terlalu lebar dengan tali tali yang berbentuk pita yang dapat mengekspos bentuk tubuh Mawar dengan sempurna yang seamkin membuat dirinya terlihat sangat seksi.
Mawar sudah membuka pintunya kembali, "Gimana Ma?" Tanyanya dengan wajah yang tidak bersemangat sama sekali. "Waw....sempurna! Kamu memang sangat cantik sayang...Hmm, Mama jadi teringat diri Mamanya sendiri pada saat seusia kamu." Puji Mamanya.
Mawar tersenyum senang, "Berarti Mawar tidak perlu repot - repot untuk mencoba gaun yang lain lagi kan Ma?" Ucapnya dengan senyuman lebar dan mata yang sudah berbinar - binar.
Mamanya menggelengkan kepalanya, "Tidak sayang...kembali ke ruang ganti untuk mencoba gaun yang ketiga!" Pinta Mamanya yang lagi - lagi mendorong tubuh Mawar.
Mawar kembali cemberut, 'Aaaaarrggh! Aku akan membalas kamu Marcel! Lihat saja aku akan membuat kamu merasa ilfeel karena sudah menyetujui perjodohan bodoh ini!' Batin Mawar dengan dendam yang membara.
Kemudian Mawar sudah mengenakan gaun yang ketiganya, dia segera keluar karena Mamanya terus saja mengetuk pintu ruangan gantinya. "Bagaimana Ma?" Tanyanya dengan wajah cemberut.
"Duh yang ini juga bagus sayang...Mama jadi bingung sendiri, emang ya pada dasarnya kamu sudah cantik, jadi mau mengenakan apa saja pasti akan selalu terlihat cantik!" Ucap Mamanya lagi.
Mawar sudah tidak mau mendengarkan pujian demi pujian yang Mamanya berikan kepadanya, dia segera masuk untuk mencoba gaun yang ke empat ke lima, dan keemam. Akan tetapi pendapat Mamanya selalu saja sama. Mawar semakin tidak mengerti gaun yang mana yang diinginkan oleh Mamanya.
Dia sudah masuk kembali keruang ganti dengan pakaiannya sendiri. Lalu dia keluar untuk memberikan semua gaun yang dicobanya tadi kepada Sang Mama.
"Kamu suka yang mana sayang?" Tanya Mamanya.
"Terserah Mama aja." Jawab Mawar lalu mengambil ponselnya kembali dari tangan Mamanya.
"Baiklah..." Ucap Mamanya lalu berjalan ke kasir untuk membayar gaunnya.
Dia melihat Mamanya tidak mengembalikan salah satu dari gaun yang dicobanya tadi, "Apa? Jadi pada akhirnya Mama membeli semua gaun yang aku coba tadi? Lalu untuk apa repot - repot untuk mencoba semuanya?" Ucapnya dengan kesal.
Setelah membayar semuanya, Mawar dan Mamanya keluar dari toko itu dengan belanjaan yang telah memenuhi kedua tangan keduanya. Mawar berpikir kalau setelah ini Mamanya akan mengajaknya untuk pulang, akan tetapi harapan tinggal harapan saja, Karena Mamanya malah membawa Mawar menuju salon kecantikan untuk melakukan perawatan wajah dan rambut.
"Ma, untuk apa kita kesini?" Tanya Mawar sambil menahan tangan Mamanya.
"Sayang...ini untuk membuat wajah kamu menjadi bersinar dan semakin cantik! Udah jangan kebanyakan protes ya..ayo ikut Mama masuk kedalam!" Ucap Mamanya sambil menarik tangan Sang Anak yang sangat berat untuk masuk kedalam.
"Tapi Ma..."
"Gak ada tapi - tapian sayang!" Seru Mamanya yang terus saja menarik tangan Sang Anak.
Lagi - lagi mau tidak mau Mawar terpaksa harus mengikuti keinginan dari Mamanya. Dia hanya pasrah saja dengan perawatan yang diberikan kepadanya. Menurut Mawar sendiri kalau ini sudah sangat berlebihan bila hanya untuk menemui pria yang bernama Marcel dan juga keluarganya. Perasaannya mulai merasa semakin tidak enak, dia merasa kalau Mama dan Papanya pasti telah menyembunyikan sesuatu darinya.
Mawar benar - benar tidak mengerti kenapa dia harus mengenakan gaun, melakukan perawatan seperti ini. Dia merasa kalau sesuatu hal yang besar akan terjadi disana. Akan tetapi dirinya juga tidak tau hal apa yang akan terjadi kepadanya hari ini.
Selesai perawatan, Mawar dan Mamanya akhirnya kembali kerumah. Sikap Mamanya sangat aneh, Mamanya terus saja tersenyum ceria dan sangat bersemangat yang tentu saja bisa dilihat dan diamati oleh Mawar sedari tadi.
Dia hanya terus menatap Mamanya tanpa mengatakan apapun, dia benar - benar merasa sangat curiga kepada Mamanya. 'Kenapa Mama bahagia dan ceria banget ya? Sebenarnya apa yang akan terjadi malam ini kepadaku? Sepertinya ada yang tidak beres disini...' Batinnya dalam diam.