“Kamu bilang ingin menempati ruangan kerjaku kan? Aku akan segera berkemas dan mencari ruangan lain.” Verlona menjauhkan diri dari Jonathan. Pria itu malah menyandarkan kepalanya di atas bahu Verlona.
“Bagaimana? Kalau kita berbagi ruangan saja?” Tawar Jonthan seraya mendekatkan wajahnya untuk mengecup pipinya, Verlona segera berpaling dia tetap tidak mau terlalu dekat dengannya.
“Jangan lupa dengan perjanjian kita Lona..” Jonathan menyeringai penuh kemenangan melihat kedua mata Verlona berkaca-kaca saat dia meraih kepalanya untuk melumat bibirnya. Dua bulir bening jatuh membasahi kedua pipi Verlona. Wanita itu sangat merasa tertekan, semuanya terjadi menimpanya. Dan dia melakukan sesuatu yang sangat bertentangan dalam hatinya.
“Jona, aku mohon, jangan seperti ini. Oke untuk sesekali
