Di depan pintu tepat di lorong rumah sakit, Ryeon, Balgom dan Jerome berdiri. Semua masalah terletak pada Ryeon yang begitu ragu untuk masuk. Kakinya maju mundur, seakan di dalam sana ada orang yang siap memakannya. Ryeon mengeram, merasa gila dengan pikirannya. Balgom dan Jerome mengamati, tingkah aneh Ryeon yang begitu membuatnya jengah. "Aku tidak bisa begini. Sungguh, aku tidak bisa." Ryeon menggelengkan kepalanya, dramatis. "Jika tidak bisa silakan pulang," usir Balgom dengan mudah. Langsung mendapat tatapan sengit dari Ryeon. Laki-laki itu berkacak pinggang, menantang Balgom yang terlihat biasa saja. Menjadi tawanan dari orang yang tak punya pengalaman membunuh tak membuat Balgom ketakutan. Yang membuatnya takut adalah, Ryeon yang punya kekuasaan besar. Dia bisa saja membenjara