"Jangan meneteskan airmata demi pengkhianat, apalagi sampai hatimu mengumpat, karena dosamu selama ini belum tentu kamu tangisi dan sadari." - Anonim – Bunda tercenung, menatap Hafsah yang tiba-tiba saja datang pada jam tiga dini hari. Tak ada kata yang terucap, Bunda hanya menangkap wajah Hafsah yang tampak sendu dan sembab. Kesedihan yang begitu nyata terlihat dari kedua mata Hafsah meski wanita bercadar itu belum mengatakan sepatah kata pun. Semua orang yang juga sudah duduk di ruang tamu pun hanya diam baik Bunda, Roni, Hanum, Silvi maupun Damar. Mereka saling menunggu, seolah tidak berani menanyakan apa yang terjadi. Roni menghela napas, menatap Bunda dan membuat mimik muka seolah ia meminta Bunda memulai pembicaraan. Bunda hanya mengangkat kedua bahunya lalu menggeleng. Wanita yan

