Pertemuan Jeff dan Ryan berlangsung begitu cepat, tidak ada keributan atau ketegangan seperti biasanya. Untuk pertama kalinya Ryan melihat wajah sang ayah yang suram dan tampak begitu kacau. Tidak ada senyuman apalagi kebanggaan dari sorot matanya yang terpancar. Jeff benar-benar jatuh terpuruk dalam masalah yang dihadapinya saat ini. Semua masih terasa seperti mimpi. Bahkan bayangan kehancuran tidak pernah terlintas dalam benaknya selama ini. Jeff sangat tidak menyangka akan mengalami sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sedikitpun. Jelas saja kesedihan Jeff membuat Ryan semakin merasa bersalah. Ia selalu memutar ingatan ke belakang dan berangan-angan bisa kembali memutar waktu, maka Ryan ingin memperbaiki sikapnya agar masalah ini tidak akan pernah dialami oleh keluarganya. "Maafi