Aleta berjalan lesuh menuju ruangan inap adiknya. Ia mau bertemu dengan orang tuanya dan mengatakan semuanya. Tentang apa yang didapatkan oleh dirinya. Dan juga siksaan dari Louis yang begitu menyakitkan sekali dirasakan oleh dirinya. Aleta membuka pintu ruangan Alea. Matanya menatap pada ibunya yang mengusap rambut Alea dengan lembut. Aleta memegang kepalanya sendiri, berharap dirinya juga akan mendapatkan usapan seperti apa yang dirasakan oleh Alea. “Ma…” lirihnya memanggil wanita paruh baya itu. Diana menoleh ke pintu dan menatap tajam pada Aleta. “Kenapa kau di sini Aleta? Kau sudah izin pada suamimu? Kau ke sini pagi sekali dan seharusnya kau melayani suamimu. Membuatkan sarapan untuknya, bukan malah datang ke rumah sakit dan berkeliaran!” Aleta tersenyum miris mendengar apa