Vio mengerjapkan matanya perlahan, ia mencoba mengerakkan tanggannya. Namun gerakannya terbatas karena dia merasa ada seseorang yang memegang tangannya. Vio pun perlahan membuka matanya dengan sempurna dan melihat ke arah sampingnya. "Mas," panggilnya dengan suara kecil dan serak. Jarek yang tadinya masih tertidur segera terbangun mendengar suara sang istri yang memanggilnya. "Sayang, ada yang sakit? Aku panggil dokter, ya," ucap Jarek yang kesadarannya belum sempurna. Vio menggelengkan kepalanya, "apa kata dokter? Asam lambungku naik, ya? Maaf ya, aku jadi nyusahin kamu," ucap Vio yang wajahnya menjadi murung. "Hei, hei. Enggak ada yang perlu di maafin, kamu tidak salah sayang," ucap Jarek dengan nada suara lembutnya satu tangannya bergerak mengusap kepala sang istri yang hijabnya ter

