"Mas, jangan aneh-aneh, orang banyak yang lihat," bisik Vio sambil mengerling kesal. Jarek tertawa kecil, lalu menunduk hingga napas hangatnya menyapu pelipis istrinya. "Biar mereka lihat, biar mereka tahu kalau kamu cuma punyaku," gumamnya, sarat akan cinta sekaligus kepemilikan. Vio menggeleng pelan, bibirnya tidak bisa menahan senyum meski pura-pura jengkel. Ada rasa hangat yang menyusup ke dalam hatinya, rasa yang tidak pernah pudar meski sering dilanda badai pertengkaran. Sementara itu, dari kejauhan, Khumairah hanya bisa memandang punggung keduanya. Matanya basah, namun senyum getir mencoba ia paksakan. Sungguh, hatinya sakit melihat kebersamaan itu, pelukan yang begitu tulus, tatapan yang penuh cinta, kebahagiaan yang seolah tidak ada celah untuk dirinya masuk. Namun di balik kes

