137. Cemburu

1197 Kata

“Mas! Kenapa berdiri di belakang saya? Sengaja, ya?!” seru Vio dengan nada tinggi, matanya berkilat menahan amarah. Laki-laki yang tadi menahan tubuhnya agar tidak jatuh langsung mengangkat kedua tangannya, wajahnya menunduk penuh rasa bersalah. “Maaf, Mbak, saya enggak sengaja. Benar-benar enggak ada maksud.” Namun bagi Vio, penjelasan itu tidak mampu meredakan bara di dadanya. Napasnya memburu, suaranya bergetar ketika ia kembali melontarkan kata-kata yang menusuk. “Lain kali, kalau di depan Mas ada orang, apalagi perempuan, jangan berdiri terlalu dekat di belakangnya! Ingat, kita bukan muhrim. Tolong jaga jarak!” Tanpa menunggu balasan, Vio segera berbalik. Langkah kakinya cepat, seolah ingin menjauh dari segala pandangan yang terasa menyesakkan d**a. Hanya dalam hitungan detik, sos

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN